Rival
MU
SEPAKBOLA Inggris selalu akan tidak lengkap jika tidak menyajikan
pertemuan antara dua rival abadi, Manchester United dengan Liverpool. Tapi
apakah anda tahu bagaimana rivalitas itu terbangun? Ini jawabannya.
Rivalitas antara MU dengan Liverpool biasanya disebut sebagai North
West Derby atau derby Barat Laut, karena kedua daerah tersebut berada di Barat
Laut kepulauan Inggris. Namun, persaingan keduanya juga diakibatkan persaingan
antara industri kedua kota yang memuncak saat revolusi industri.
Persaingan antara Manchester dengan Liverpool bisa dibilang sebagai
ekses dari kedekatan kedua kota dalam segi bisnis sejak era 1800-an. Manchester
dikenal dengan kehebatannya di bidang manufaktur, sedangkan Merseyside tersohor
dengan pelabuhannya, yang jadi bagian penting negara Inggris saat itu.
Di sisi sepakbola, Liverpool lebih dulu merasakan sukses dalam
rentan waktu 1973 sampai 1990-an, dengan memenangkan 11 gelar Liga Inggris plus
empat trofi Juara Eropa.
Namun, mulai musim 1993 sukses berbalik jadi milik Red Devils. Di
bawah Sir Alex Ferguson, MU sukses meraih 12 gelar Premier League dan dua trofi
Liga Champions.
Pergesekan antara keduanya pun semakin terpercik setelah dua musim
lalu MU berhasil menggeser Liverpool dari pemilik gelar Liga Inggris terbanyak
sepanjang sejarah. Pasukan Old Trafford sudah mengemas 19 trofi juara,
sedangkan The Reds hanya 18.
Panasnya gengsi antara kedua tim ini pun ikut membuat tribun kedua
suporter panas. Saling ejek bahkan perkelahian kecil kerap terjadi antara kedua
pendukung, apalagi setelah para Manchunian sukses melewati torehan gelar para
Scousers (julukan untuk orang-orang asal Liverpool).
Persaingan
antara pemain
Persaingan kental antara klub dan suporter ternyata merembet sampai
level para pemain. Kapten Liverpool, Steven Gerrard, memiliki berbagai koleksi
kostum di rumahnya, namun ia pernah bersumpah tidak akan pernah memajang satu
kostum MU pun.
Sedangkan di kubu MU, Wayne Rooney memang dikenal sangat tidak
menyukai Liverpool merah. Pasalnya, Wazza sudah didik di klub sekota Liverpool,
Everton, sejak kecil jadi pantas rasa kebencian itu sudah tertanam.
Yang teranyar terjadi pada musim 2011-12 lalu, ketika Luis Suarez
tersandung kasus rasisme usai mengejek Patrice Evra. Keduanya pun menolak
berjabat tangan pada laga selanjutnya, yang membuat pemain-pemain MU panas.
Namun, pada laga di Anfield nanti kemungkinan besar keduanya akan kembali
berjabat tangan.
Peringatan
tragedi Hillsborough
Panasnya derby Barat Laut itu nampaknya akan sedikit mereda pada
laga hari Minggu malam, 22 September 2012, nanti karena akan digunakan oleh
Liverpool sebagai ajang mengenang tragedi Hillsborough, yang merenggut 96 nyawa
suporter Liverpool saat berlaga di Piala FA 1989 melawan Notthingham Forrest.
Setelah menjadi kambing hitam selama 23 tahun, akhirnya suporter
The Reds dinyatakan tidak bersalah oleh tim panel independen pekan lalu.
Menginginkan keadilan, Anfield pun siap jadi panggung meminta keadilan.
Tiga mosaik sudah disiapkan oleh The Kop dan 96 balon merah akan
dilepaskan sebelum laga oleh kapten kedua tim dalam peringatan nanti, dan
Gerrard pun meminta Anfield untuk menjaga sikapnya saat menjamu sang seteru
abadi.
Dari sisi MU pun ikut menghormati keinginan Liverpool itu. Sir Alex
Ferguson bahkan mengirimkan surat khusus pada suporter MU yang berisi pesan
untuk tidak mengejek atau merendahkan Liverpool terkait insiden memilukan
tersebut.
Panasnya persaingan MU dan Liverpool akan tetap terjaga, namun kedua
tim ingin rivalitas itu hanya sejauh di lapangan hijau saja dan menginginkan
fair play tetap terjaga.
0 comments:
Post a Comment