Mufasir modern sepakat bahwa al-Qur'an dalam penggambarannya sangat
istimewa, karena struktur sistematikanya matematis.1 Al-Qui an menggunakan kodetifikasi bilangan prima secara bertingkat:
surat, ayat, kata, dan huruf. Dua dekade yang lalu, pembahasan masalah
seperti ini merupakan hal yang sensitif, karena bisa dipandang
"memperkosa" ayat-ayat alQur'an. Di satu sisi, tingkat penemuan
yang membahas angkaangka masih "dangkal" --
sehingga kurang menarik. Namun kini, dengan banyaknya
alat bantu seperti komputer dan kemajuan di bidang sains yang berhubungan
satu sama lain, studi mengenai "kodetifikasi" al-Qur'an makin menampakkan hasilnya yang luar biasa. Tentu saja,
walaupun isinya sama. Hanya al-Qur'an mushaf Ustmani saja yang dipakai, dan
hanya versi itulah yang memenuhi kriteria kodetifikasi al-Qur'an, sebagaimana
bahasa aslinya pada saat wahyu diturunkan.
Penomoran surat dan penempatan ayat disusun berdasarkan petunjuk Nabi,
tidak sama dengan urutan turunnya wahyu. Hal ini membingungkan para mufasir
klasik selama berabadabad dan menjadi sasaran kritik para Orientalis.
Sekarang telah diketahui, karena di samping susunan isinya yang serasi dan
harmonis, pembaca yang serius akan menemukan contohcontoh struktur bilangan
prima dari ratusan struktur yang ada. Istimewa sekali karena struktur
tersebut menggunakan bilangan prima kembar, di samping ujicoba dengan
menggunakan Hukum Benford untuk "melihat keaslian" al-Qur'an.
Apa benar dalam al-Qur'an terdapat
kodetifikasi tertentu? Mana mungkin dalam kitab "antik" ada
struktur matematikanya?
Segala "Sesuatu" dengan
Hitungan yang Teliti
Paling tidak,
terdapat dua ayat yang memberikan informasi bagi kita bahwa al-Qur'an
diturunkan dengan "hitungan". Pertama, dalam Surat
al-Jinn, Tuhan menciptakan segala sesuatu (kejadian dan semua objek di alam
semesta) dengan "hitungan yang teliti satu persatu", yaitu dari
kata Arab, 'adad.
"Suyaya Dia mengetahui bahwa sesungguhnya rasut-rasul itu telah
menyampaikan risalah-risalah
Tuhannya, sedang sebenarnya
ilmuNya meliputi apa yang ada pada mereka, dan Dia menghitung
segala sesuatu satu persatu. (QS al-Jinn 72 : 28).
Esensi ayat ini adalah bahwa ilmu Tuhan meliputi segala sesuatu, tidak ada yang tertinggal. Semua kejadian, objek alam, penciptaan di bumi dan langit, dan struktur al-Qur'an, tidak ada yang
kebetulan. Semuanya ditetapkan dengan hitungan yang sangat teliti. Sebenarnya
bila diketahui, (sebagian) ilmu tersebut meliputi risalah-risalah yang
disampaikan dan ilmu yang ada pada para Rasul. Dalam kehidupan modern
sekarang pun, kita akan menjumpai "hitungan tersebut", mulai dari
yang sederhana sampai yang paling rumit.
Oksigen (O2) memberikan kehidupan kepada semua makhluk di bumi melalui sistem
pernafasan; sangat vital. Tetapi bila kelebihan hitungan satu atom, ia akan
menjadi ozon (O3); yang bila dihirup manusia boleh jadi menyebabkan bencana. Tetapi bila
ditempatkan di atas atmosfer bumi, maka ia sangat berguna untuk menyerap
sebagian sinar-sinar ultraviolet yang berbahaya (radiasinya) bagi makhluk di
bumi. Demikian juga karbon adalah elemen kimia yang sangat penting bagi semua
makhluk hidup, karena semua organisme dibangun dari senyawa karbon.2 Tetapi bila ia bersenyawa dengan oksigen yang sama-sama berguna. Senyawa
baru tadi menjadi gas yang berbahaya bagi manusia, yaitu CO2
Lebih lanjut untuk memahami "hitungan yang terstruktur" atau al-'adad:
Hitungan yang sangat teliti atau lebih rumit kita
dayntkan pada hormon manusia.
Misalnya, C18H24O2 adalah horman estrogen
yang bertanggung jawab atas sifat-sifat kewanitaan. Berlebih hitungan satu atom karbon saja, ia menjadi C19H28O2
Hormon testosteron, yang bertanggung jawab atas sifat-sifat pria.3
Hitungan yang terstruktur ditemukan juga pada DNA, sangat rumit dan
mencengangkan:
Terdayat 3 miliar kode kimia dalam
DNA yang harus dipecahkan olch ilmuwan: setiap sel manusia merupakan sebuah ensiklopedia yang memuat informasi sejuta halaman. Setiap individu manusia akan berbeda informasinya terdiri dari sekitar 100 triliun sel, artinya terdayat 100 triliun
perpustakaan yang sama. Sebuah gambaran yang sulit dipercaya: 100 triliun x 1000 buku ilmu pengetahuan. Isinya Iebih banyak dari bufir pasir di dunia. Sistern hitungan ini sangat kompleks. Semua makhluk hidup diplanet ini telah diciptakan menurut Paparan kode yang ditulis dalam bahasa yang sama.4
Kedua, al-Qur'an menjelaskan bahwa
untuk menambah keimanan para pembaca kitab (Yahudi, Kristen, Islam, dan lainnya),
maka ia memberikan kita "enkripsi" atau "kode" bilangan 19. Dalam bahasa al-Qur'an disebut "suatu perumpamaan yang sangat aneh", atau matsal.
Berguna untuk menambah keimanan dan keyakinan bagi para pembaca yang serius,
berpikir terbuka, dan beriman, tetapi menambah kebingungan bagi orang-orang
yang berprasangka, tertutup dan "menentang" kitab.
Keterangan tersebut dimulai ketika kita membaca Surat alMuddatstsir:
"Neraka (saqar) adalah pembakar kulit rnanusia. Di
atasnya ada sembilan belas (19) penjaga Dan tiada Kami jadikan penjaga neraka itu
melainkan dari malaikat; dan
tidaklah Kami jadikan bilangan mereka itu untuk jadi cobaan bagi orang-orang
kafir, supaya orangorang yang diberi al-Kitab menjadi yakin, dan supaya orang-orang yang beriman
bertambah iman nya, dan supaya orang-orang Mukmin itu tidak ragu-ragu
dan supaya orang-orang yang di
dalam hatinya ada penyakit dan orang-orang kafir
(mengatankan): 'Apakah yang dikehendaki
Allah dengan bilangan ini
sebagai suatu perumpamaan?' " (al-Muddatstsir 74: 29-31)
Kisah ini awalnya dimulai ketika-menurut at-Turmudzi, yang meriwayatkan
dari sahabat Nabi, Jabir ibn 'Abdillah'5 - sebagian orang Yahudi bertanya kepada sekelompok sahabat Nabi saw,
"Apakah Nabi anda mengetahui jumlah penjaga neraka?" Maka turunlah
ayat ini kepada Nabi, karena ditanyakan oleh para sahabat. Riwayat lain
menyimpulkan, ketika turun ayat 30 surat ini, Abu Jahal berkata, "Kalian
adalah orangorang kuat dan pemberani, apakah kalian tidak mampu mengalahkan
ke-19 penjaga neraka itu? Salah seorang di antara mereka yang bernama Abu
al-Ayad ibn Kaidah al-Jumahiy, berkata dengan angkuhnya, "Dengan tangan
kananku kukalahkan sepuluh dan dengan tangan kiriku sembilan".
Dari situ, angka 19 menjadi "perumpamaan yang aneh" atau matsa!
bagi para ilmuwan yang membaca al-Qur'an. Karena ditemukan ratusan struktur
matematis yang berhubungan dengan bilangan prima.
Struktur Utama
Struktur matematis al-Qui an sangat bervariasi, tetapi yang penting
diperlihatkan adalah struktur bilangan prima kembar 19.
Struktur Pertama
Struktur pertama berhubungan dengan jumlah surat dan banyaknya juz dalam
al-Qur'an. Jumlah surat di dalam al-Qur'an adalah 114. Angka 114
adalah angka ajaib, karena bilangan prima ke-114 adalah 619, dan 114
adalah (6 x 19). Bilangan 619 merupakan prima kembar dengan pasangan
617. Kita ketahui pula, isi al-Qui an terbagi dalam 30 juz. Angka 30 adalah
bilangan komposit yang ke-19, yaitu: 4, 6, 8, 9,10,12,14, 15, 16, 18,
20, 27, 22, 24, 25, 26, 27, 28, 30.
Struktur Kedua
Ditemukan kode-kode tertentu sebagai pengawasan paritas. Sehingga isi
yang diterima diyakini asli oleh "pembaca", dan tidak berubah.
Al-Qur'an terstruktur dalam bentuk 6 x (10 + 9), yaitu 60 surat dengan
nomor ayat-ayat yang genap, dan 54 surat dengan nomor ayat-ayat yang ganjil.
Contohnya adalah al-Fatihah dengan 7 ayat berarti surat dengan ayat ganjil.
Tetapi al-Baqarah dengan 286 ayat merupakan surat dengan ayat genap.
Prof. Abdullah Jalghoom dari Yordania menemukan suatu ketentuan paritas
dengan kondisi di atas; jumlah ke-60 surat dengan ayat-ayat genap adalah
3.450 atau (345 x 10) dan jumlah nomor surat ke-54 dengan ayat-ayat ganjil
adalah 3.150 atau (345 x 9). Total jumlah nomor surat adalah 6.555 atau (345
x 19). Dari sisi matematis, bilangan tersebut adalah 1 + 2 + 3 + 4 + 5 +
6+7+....+114=6.555.
Dengan demikian, nomor surat dan jumlah ayat-ayatnya tidak dapat
dipertukarkan
- jika tertukar -
struktur di atas tidak berlaku. Misalnya, Surat
al-Fatihah ditukar tempatnya dengan Surat al-Baqarah maka jumlah ayat-ayat
yang genap menjadi 3.449 dan jumlah ayat-ayat yang ganjil menjadi 3.151.
Struktur Ketiga
Parity check juga ditemukan dalam pembagian
nomor surat dengan jumlah ayatnya-menjadi satu kesatuan yang tak terpisahkan.
Al-Qur'an dengan 114 surat terbagi dua susunannya:
1.
57 surat yang homogen, di mana nomor suratnya
sama dengan jumlah ayat yang dikandungnya, yaitu genap-genap atau ganjil-ganjil
Contoh Surat al-Fatihah atau "Pembukaari' dengan nomor surat 1 atau
ganjil, jumlah ayat yang dikandungnya juga ganjil, yaitu 7 ayat. Contoh lain
adalah Surat al-Baqarah atau "Sapi Betina". Nomor surat 2 atau
genap, jumlah ayat 286 atau genap pula. Surat homogen ini, jumlah nomor surat
dan jumlah ayatnya adalah 6.236, atau sama banyaknya dengan jumlah ayat
al-Qur'an seluruhnya!
2.
57 surat yang heterogen, di mana nomor suratnya
berlawanan dengan jumlah ayatnya, yaitu genap-ganjil atau ganjilgenap.
Misalnya, Surat Ali'Imran, nomor surat 3 atau ganjil, jumlah ayat 200 atau
genap. Jumlah nomor surat dan jumlah ayatnya adalah 6.555 atau sama dengan
jumlah nomor surat dari 1 sampai dengan 114, (1+2+3+4+....+114). Dengan rumus
sederhana:
( N + 1 ) / 2 x N = 115 / 2 x 114 = 115 x 57 = 345 x 14 = 6.555
Bila kedua kelompok surat ini
dijumlahkan, akan menghasilkan bilangan prima: 6.236 + 6.555 =12.791, bilangan
prima ke-1.525. Struktur ini merupakan enkripsi antara jumlah nomor surat
dengan jumlah ayat al-Qur'an.
|
TABEL 4.1.
KLASIFIKASISURAT HOMOGEN &
SURAT HETEROGEN.6
57 SURAT HOMOGEN
|
57 SURAT HETEROGEN
|
||||||
NAMA SURAT
|
No.
su- rat |
Ayat
|
NAMA SURAT
|
No.
su- rat |
Ayat
|
||
Al Fatihah (Pembukaan)
|
1
|
7
|
Al-Imran (Keluarga Imran).
|
3
|
200
|
||
Al-Baqarah (Sapi Betina).
|
2
|
286
|
Al Maidah (Hidangan).
|
5
|
120
|
||
An-Nisa' (Wanita).
|
4
|
176
|
Al-An'am (Binatarg Temak).
|
6
|
165
|
||
At Taubah (Pangampunan).
|
9
|
129
|
AI-A’raf (Tempat Tertinggi).
|
7
|
206
|
||
Hud (Hud)
|
11
|
123
|
Al-Anfal (Rampasan Perang).
|
8
|
75
|
||
Ar-Ra'd (guruh)
|
13
|
43
|
Yunus (Yunus)
|
10
|
109
|
||
Ibhrahim
|
74
|
52
|
Yusuf (Yusuf)
|
12
|
111
|
||
Al-Hijr
|
15
|
99
|
Maryam
|
19
|
98
|
||
An-Nahl (Lebah).
|
16
|
128
|
Thaha
|
20
|
135
|
||
Al-Isra' (Memperjalankan di Malam Hari)
|
17
|
111
|
Al-Anbiya' (Nabi-nabi)
|
21
|
112
|
||
AI-Kahfi (Gua).
|
18
|
110
|
AI-Mu'minun (Orang-orang yg Beriman)
|
23
|
118
|
||
AI-Hajj (Haji).
|
22
|
78
|
Asy-Syu'ara' (Para Penyair).
|
26
|
227
|
||
An-Nur (Cahaya).
|
24
|
64
|
Luqman
|
31
|
34
|
||
Al-Furqan (Pembeda).
|
25
|
77
|
Ya Sin
|
36
|
83
|
||
An-Naml (Semut).
|
27
|
93
|
Ash-Shaffat (Yang Bersaf-saf).
|
37
|
182
|
||
AI-Qashash (Cerita-cerita).
|
28
|
88
|
AI-Mu'min (Orang yang Beriman).
|
40
|
85
|
||
AI-'Ankabut (Laba-laba).
|
29
|
69
|
Fushshilat (Yang Dijelaskan).
|
41
|
54
|
||
Ar-Rum (Bangsa Romawi)
|
30
|
60
|
Asy-Syura (Musyawarah).
|
42
|
53
|
||
As-Sajdah (Sujud).
|
32
|
30
|
Ad-Dukhan (Kabut).
|
42
|
59
|
||
Al-Ahzab (Golongan yang Bersekutu).
|
33
|
73
|
Al Ahqaaf (Bukit-bukit pasir)
|
46
|
35
|
||
Saba' (Kaum Saba).
|
34
|
54
|
Muhammad
|
47
|
38
|
||
Fathir (Pencipta).
|
35
|
45
|
AI-Fath (Kemenangan).
|
48
|
29
|
||
Shad
|
38
|
88
|
AI-Hujurat (Kamar-kamar).
|
49
|
18
|
||
Az-Zumar (Rombonganrombongan).
|
39
|
75
|
Qaf (Qaf).
|
50
|
45
|
||
Az Zukhruf (Perhiasan).
|
43
|
89
|
Adz-Dzariyat (Angin yg Menerbangkan)
|
51
|
60
|
||
A!-Jatsiyah (Yang Berlutut).
|
45
|
37
|
Ath-Thur (Bukit).
|
52
|
49
|
||
AI-Wnqi'ah (Hari Kiamat)
|
56
|
96
|
An-Najm (Bintang).
|
53
|
62
|
||
AI-Hadid (Besi).
|
57
|
29
|
AI-Qamar (Bulan).
|
54
|
55
|
||
AI-Mujadilah (Wanita yg Mengajukan Gugatan).
|
58
|
22
|
Ar-Ralrrnnrr (Yang Maha Pemurah)
|
55
|
78
|
||
AI-Munafiqun
(Orang-orang
Munafik).
|
63
|
11
|
AI-Hasyr (Pengusiran).
|
59
|
29
|
||
At-Taghuibun (Hari Ditampakkan Kesalanan-2).
|
64
|
18
|
AI-Mumtahanah (Perempuan yg Diuji).
|
60
|
13
|
||
AI-Tahrim (Mengharamkan).
|
66
|
12
|
Ash-Shaff (Barisan).
|
6l
|
14
|
||
AI-Qalam (Pena).
|
68
|
52
|
Al Juma'ah (Hari Jum'at}
|
62
|
11
|
||
AI-Ma'arij
(Tampat-tampat Naik).
|
70
|
44
|
Al-Thalaq (Talak).
|
65
|
12
|
||
Al-Jin (Jin).
|
72
|
28
|
AI-Mulk (Kerajaan).
|
67
|
30
|
||
Al-Muddatstsir (Orang yang Berkemul).
|
74
|
56
|
Al Haqqah (Hari Kiamat)
|
69
|
52
|
||
An-Naba' (Berita Besar).
|
78
|
40
|
Nuh (Nuh).
|
71
|
28
|
||
'Abasa (la Bermuka Masam).
|
80
|
42
|
AI-Muzzanmmil
(Orang yang Berselimut).
|
73
|
20
|
||
At-Takwir (Menggulung).
|
81
|
29
|
AI-Qiyamah (Hari Kiamat).
|
75
|
40
|
||
AI-A'Ia (Yang Paling Tinggi)
|
87
|
19
|
AI-Insan (Manusia).
|
76
|
31
|
||
A!-Ghasyiyah (Hari Pembalasan)
|
88
|
26
|
AI-Mursalat (Malaikat yang Diutus).
|
77
|
50
|
||
AI-Balad (Negeri)
|
90
|
20
|
An-Nazi'at (Malaikat-malaikat yg Mencabut).
|
79
|
46
|
||
Asy-Syams (Matahari)
|
91
|
15
|
AI-lnfithar (Terbelah).
|
82
|
19
|
||
Adh-Dhuha (Waktu Matahari Sepenggalah Naik).
|
93
|
11
|
AI-Muthaffifin (Orang-orang yang Curang).
|
83
|
36
|
||
Alam Nasyrah (Melapangkan)
|
94
|
8
|
Al-Insyiqaq (Terbelah).
|
84
|
25
|
||
Al-Qadr (Kemuliaan)
|
97
|
5
|
AI-Buruj (Gugusan Bintang).
|
85
|
22
|
||
Al-Bayyinah (Bukti)
|
98
|
8
|
Ath-Thariq (Yang Datang di Malam Hari).
|
86
|
17
|
||
AI-Qari'ah (Hari Kiamat)
|
101
|
11
|
AI-Fajr (Fajar)
|
89
|
30
|
||
At-Takatsur (Bermegah - megahan)
|
102
|
8
|
Al-Lail (Malam)
|
92
|
21
|
||
Al 'Ashr (Masa)
|
103
|
3
|
At-Tin (Buah Tin)
|
95
|
8
|
||
Al-Fil (Gajah)
|
105
|
5
|
Al-'Alaq (Segumpal Darah)
|
96
|
19
|
||
Quraisy (Suku Quraisy)
|
106
|
4
|
Az-Zalzalah (Kegoncangan)
|
99
|
8
|
||
AI-Ma'un (Barang-barang yang Berguna)
|
107
|
7
|
Al- 'Adiyat (Kuda Perang yg Berlari Kencang)
|
100
|
11
|
||
Al-Lahab (Gejolak Api)
|
111
|
5
|
Al Humazah (Pengumpat)
|
104
|
9
|
||
AI-Iklrlatilr (Memurnikan Keesaan Allah)
|
112
|
4
|
AI-Kautsar (Nikmat yang Banyak)
|
108
|
3
|
||
AI-Falaq (Waktu Subuh)
|
113
|
5
|
AI-Kafirun (Orang-orang Kafir)
|
109
|
6
|
||
An-Nas (Manusia)
|
114
|
6
|
An-Nashr (Pertolongan)
|
110
|
3
|
||
Jumlah
|
SURAT+
AYAT |
Jumlah
|
SURAT+
AYAT |
||||
6.236
|
6.555
|
Struktur Keempat
Berpasangan sempurna dan simetris. Pemilihan angka 114 sangat luar biasa.
Pembaca akan mendapatkan jumlah surat yang sama banyaknya, yaitu masing-masing
38 surat. Partisi kiri dan kanan, atau kelompok 1 dan 3, jumlah nomor surat
menghasilkan bilangan,yang simetris sempurna sama banyaknya, dan merupakan
kelipatan 19, yaitu (19 x 114). Sedangkan partisi tengah menghasilkan bilangan
kelipatan 19, yaitu (19 x 117). Partisi sebelah kiri adalah bilangan yang dapat
dibagi habis oleh 2, tetapi bila bilangan tersebut juga dapat dibagi oleh angka
3, maka ia masuk ke partisi tengah. Sedangkan partisi kanan, adalah bilangan
yang tidak dapat dibagi 2 dan atau 3, atau juga merupakan sisanya. Lebih
detail, dijelaskan dalam Tabel 42.7
Struktur Kelima
Hanya ada 19 surat, tidak lebih tidak kurang-dari 114 surat-di mana jumlah
nomor surat dengan nomor ayatnya merupakan bilangan prima (Tabe14.3).
TABEL 4.2
SURAT AL-QUR'AN TERBAGI MENJADI 3 PARTISI SIMETRIS
SURAT AL-QUR'AN TERBAGI MENJADI 3 PARTISI SIMETRIS
Dapat
dibagi 2
|
Dapat
dibagi 3
|
Tidak dapat Dapat dibagi 2 & 3
|
38 surat bernomor: 2, 4, 8, 10, 14, 16, 20, 22, 26, 28, 32, 39, 38, 40, 44, 46, 50, 52, 56, 58, 62, 64, 68, 70, 74, 76, 80, 82, 86, 88, 92, 94, 98, 100, 104, 106, 110, 112. |
313 surat bernomor: 3, 6, 9, 12, 15, 18, 21, 24, 27, 30, 33, 36, 39, 42, 45, 48, 51, 54, 57, 60, 63, 66, 69, 72, 75, 78, 81, 84, 87, 90, 93, 96, 99, 102, 105, 108, 111, 114. |
38 surat bernomor: 1, 5, 7, 11, 13, 17, 19, 23, 25, 29, 31, 35, 37, 41, 43, 47, 49, 53, 55, 59, 61, 65, 67, 71, 73, 77, 79, 83, 85, 89, 91, 97, 95, 101, 103, 107, 109, 113. |
Jumlah 2.166
|
Jumlah 2.223
|
Jumlah 2.166
|
(19 X 114)!
|
(19 x 117)
|
(19 X 114)!
|
TABEL 4.3
19 SURAT YG JUMLAH NOMOR SURAT & AYATNYA MERUPAKAN BILANGAN PRIMA
Struktur Keenam
Jumlah 19 surat yang pertama dari surat dengan jumlah ayat-ayat bilangan
prima merupakan kelipatan 19 sebagaimana ditunjukkan di bawah ini.
TABEL 4.4
19 SURAT PERTAMA DARI AYAT-2 BILANGAN PRIMA
StrukturKetujuh
Al-Qur'an juga terbagi dua, 29 urat dengan sisipan huruf di permulaan surat (fawatih), suatu kombinasi misterius dari abjad, seperti nun, shad, alif lam. Semuanya ada 14 huruf Arab yang telah digunakan. Kombinasi-kombinasi huruf itu merupakan awalan, dengan 2 surat pengecualian, hanya pada surat Makiah. Angka 29 adalah bilangan prima, bilangan ke-10. Sisanya 85 surat, dengan faktor prima 5 dan 17, tidak mempunyai sisipan huruf. Berhubungan dengan perintah shalat, 5 kali sehari berjumlah 17 raka'at.
Dari 29 surat yang mempunyai sisipan ini, terstruktur sebagai berikut:
19
surat di mana kombinasi hurufnya
merupakan ayat tersendiri. Contohnya adalah Surat al-Baqarah, surat nomor 2.
Sisanya, 10 surat, hurufnya bukan merupakan ayat tersendiri.
19 surat di mana nomor suratnya bukan bilangan prima. Contohnya, Surat Thaha, surat nomor 20. Sisanya,10 surat, bernomor bilangan prima: 2, 3, 7, 11, 13,19, 29, 31, 41, dan 43. Coba perhatikan, surat 19 ditempatkan pada urutan nomor 6 dari urutan bilangan prima pada 10 surat tadi, artinya (6 x 19 =114), sama banyaknya dengan jumlah surat al-Qur'an. Jumlahnya pun: 2 + 3 + 7 + 11 + 43 = 197, 199 merupakan bilangan prima kembar, bilangan prima ke-46. Surat 19 , Maryam, merupakan surat yang ke-10 dari 29 surat ini.
TABEL 4.5
TABEL SURAT FAWATIH, 29 SURAT
Coba perhatikan
susunan surat pada tabel sebelumnya. Surat al-'Ankabut atau
"Laba-laba", terletak di posisi tengah, dengan nomor surat 29.
Sebelumnya terdapat 14 surat fawatif dan sesudahnya juga terdapat 14 surat
fawatih. Surat fawatih ini mulai dari surat nomor 2, al-Baqarah, sampai
dengan nomor 68, Surat al-Qalam. Posisi ini simetris murni. Lebih lanjut,
surat ke-5 dari tengah (15) adalah surat nomor 19, dan surat ke-5 setelahnya
adalah surat nomor 38, atau (2 x 19). Perhatikan pula, dari Surat
Maryam nomor 19 sampai akhir, ada 19 surat fawatih. Demikian pula,
sebelum Surat Shad nomor 38, terdapat 19 surat fawatih.
Struktur atau bentuk (10 + 19) surat-surat ini makin jelas, karena baik
Surat Maryam maupun Surat Shad sama-sama terletak di posisi nomor 10, dari
urutan depan dan dari urutan belakang.
Apakah Muhammad saw yang Mengatur Itu?
Profesor Bassam Jarrar8 menemukan bahwa,
selain pengaturan jumlah huruf-huruf sisipan tadi, turunnya surat teratur berdasarkan
nomor urutan dan jumlah huruf sisipan.
1. Surat al-Qalam, bernomor 68,
adalah surat pertama fawatih yang turun dengan sisipan huruf Nun. Fawatih
ini tidak diulangi (hanya satu kali), karena berikutnya surat 50, Qaf, dengan
huruf qaf. Diulang kedua kalinya
pada ayat pertama surat 42, asy-Syura. Di sini menariknya: surat ketiga yang
muncul adalah surat nomor 38, Shad, dengan huruf fawatih shad. Diulang
hingga tiga kali pula, yaitu ayat pembukaan pada surat nomor 7 dan nomor 19.
Lalu, apa artinya? Artinya, turun pertama kali, nun dipakai satu kali.
Turun kedua, qaf dipakai 2 kali. Turun ketiga, shad, dipakai 3
kali.
2. Di antara surat fawatih, surat nomor 2 sampai dengan surat nomor 68, terdapat 38 surat bukan fawatih, atau (2 x 19)! Lebih lanjut, bilangan 38 ini sama dengan kemunculan huruf fawatih: Alif, Lam, Mim, dan sebagainya. TABEL 4.6 JUMLAH KEMUNCULAN HURUF FAWATIH
Coba perhatikan surat-surat fawatih ini. Mereka disusun sangat unik,
simetris satu sama lain, dan surat nomor 29 diletakkan di tengah-tengah 29
surat.
Dengan kata lain 114 surat al-Qur'an ditandai dengan 19 surat yang
membentuk bilangan prima-jumlah nomor surat dan ayatnya. Ditandai pula dengan
29 surat fawatih, di mana dalam 29 surat itu di-enkripsi dengan
19 surat lagi berupa huruf fawatih yang merupakan ayat tersendiri.
Simetris sempurna karena surat bernomor 29 diletakkan di tengah diapit
simetris oleh surat 19 dan surat bernomor 38 atau (19 x 2).
Sedangkan sisanya 85 surat, (17 x 5), adalah hasil kali dua bilangan
prima kembar berhubungan dengan shalat. "Kebetulan" kata Allah yang
ke-19 berdampingan dalam satu ayat dengan kata shalat yang ke-17
dalam Surat an-Nisa' ayat 103, bukan surat fawatih (dijelaskan dalam Bab
Shalat).
Kita lihat juga dari tabel di atas, dapat disimpulkan bahwa bentuk
kombinasi huruf fawatih ada 14 bentuk, sama dengan huruf Arabnya, yaitu
sisipan dari: N, Q, H, S, T, 'A, Y, H, K, R, 'Sh, M, L, A.
Surat al-'Ankabut: Penengah, Sistem
Heksagonal, Gelembung Alam Semesta
Surat nomor 29, al-'Ankabut atau Laba-laba, atau
surat penengah, karena terletak di tengah-tengah surat fawatih, urutan ke-15.
Berjudul laba-laba karena dalam surat ini terdapat hanya satu ayat yang
menceritakan "rumah laba-laba", yaitu pada ayat 41.
"Sesungguhnya rumah yang paling lemah adalah rumah labalaba" (al-'Ankabut 29 :41). Lalu mengapa al-Qur'an menunjuk rumah laba-laba sebagai perumpamaannya?
Dalam matematika, bilangan 29 adalah bilangan prima kembar dengan
pasangan 31. Bagian paling menarik dari surat ini adalah hubungan antara
"rumah laba-laba" yang berbentuk hexagonal atau bersudut 6 dengan
bilangan prima kembar, serta hipotesis susunan (banyak) alam semesta.
Bentuk heksagonal, dengan segi 6 bersudut 60° adalah bentuk geometri yang
paling efisien dalam memanfaatkan semua area yang ada, karena dengan volume
yang sama tetapi didapat dengan jumlah keliling yang paling sedikit,
dibandingkan bentuk segi lainnya9 - misalnya, segi 8 atau segi 5. Tidak heran pola
heksagonal ini-menurut NASA - dapat ditemukan di mana-mana, di alam semesta, baik teratur (tertutup)
maupun tidak teratur (terbuka), karena efisien. Misalnya, sarang labalaba,
sarang (sel) lebah, molekul atom, sel surya, kabel serat optik, buah jeruk,
dan kristal es yang membeku 10. Hipotesis dari para ahli kosmos di Inggris, misalnya, Sir Martin Rees:
bentuk (banyak) alam semesta seperti tersusun dari dengan ukuran yang sama
sebuah gelembung kecil yang dikelilingi 6 gelembung-gelembung
lainnya-menjadikan bentuk yang paling kompak dengan pola heksagonal. Lalu mengapa angka 6? Ilmuwan matematika
berpendapat bahwa umumnya kelipatan angka 6 selalu diikuti oleh bilangan
prima baik sebelumnya atau sesudahnya. Bahkan beberapa di antaranya membentuk
bilangan prima kembar yang istimewa; bilangan 29 dan 31, di tengahnya
terdapat angka 30, (6 x 5). Bilangan 17 dan 19, di tengahnya angka 18, (6 x
3), dan bilangan 5 dan 7, di tengahnya angka 6. Bilangan lainnya adalah 41
dan 43, di tengahnya angka 42 (6 x 7). Susunan seperti ini, yang diyakini
oleh sebagian besar ahli astrofisika sebagai susunan multi universes; yaitu 1
+ 6. (satu di tengah, dikelililingi 6 lainnya).
Faktanya, Surat al-'Ankabut bernomor 29, pada ayat 41
(laba-laba): kedua-duanya adalah bilangan prima kembar, dengan angka yang
diapit bilangan 30 dan 42, merupakan pola heksagonal pula atau sistematika
angka 6.
Sehubungan dengan angka 41, kriptogram Frank Drake menggunakan kode 1271
garis : produk dari bilangan prima 31 dan 41. Peralatan ini
dapat dipergunakan untuk memecahkan kode komunikasi antargalaksi, yang
diterima dari sinyal-sinyal ETI, Extra Terrestrial Intelligent.11
Nah, sekarang pembaca mendapat pengertian baru, mengapa struktur jumlah
surat al-Qur'an "kebetulan" merupakan rangkaian matematik (19 x
6), dengan koefisien angka 6, yang sebelumnya
tidak terungkap. Sekali lagi, bilangan prima kembar 5 mewakili jumlah
shalat dalam sehari, prima kembar 7 mewakili lapisan langit dan bumi
(7lapisan dimensi/alam), 17 mewakili jumlah rakaat shalat,19 mewakili kalimat basmallah dan struktur al-Qur'an, dan 29
mewakili surat-surat fawatih. surat-surat
lainnya menggunakan bilangan prima 31 dan 41, misalnya Surat ar-Rahman dengan
bilangan 31 dan ayat di atas menggunakan bilangan 41. Semua
mewakili bilangan prima kembar yang mengapit pola angka 6: 6, 12, 18, 24, 30,
36,....n.
Surat "Penengah" ini seolah-olah ingin menunjukkan rahasia
alam semesta-dari pola heksagonal sarang laba-laba:
Al-Qur'an yang disusun berdasarkan petunjuk Nabi Muhammad (taufiqi), tidak sesuai dengan urutan turunnya wahyu,
ternyata mempunyai struktur yang spesifik. Penempatan surat, ayat, jumlah
surat, jumlah ayat, semuanya tersusun sedemikian rupa sehingga kehilangan, bertambah atau tertukarnya ayat,
apalagi tertukarnya surat, membuat kekacauan makna dan struktur tadi. Ini
membuktikan bahwa al-Qur'an telah terkodetifikasi secara sempurna sejak
'azali. (ARIFIN MUFTIE. 2004 )
|
SURAT YANG KE-19
Surat Maryam,
atau surat yang ke-19 dalam mushaf, diturunkan ketika sahabat-sahabat Nabi akan
hijrah dari Mekkah dan tinggal di negeri Kristen (Nasrani), di Habash
(Ethiopia).1
Walaupun kaum Quraisy yang kafir berusaha membujuk Raja Negus untuk
mengusir kaum Muslim imigran, tetapi akhirnya - setelah bertanya
pendapat Muslim tentang Yesus di dalam sebuah sidang pengadilan--rombongan
Muslim diperbolehkan tinggal di kerajaan Kristen tersebut. Menurut hadis,
Hazrat Ja'far, salah satu anggota rombongan mengutip ayatayat yang
menceritakan tentang Yesus (Isa as) dan perawan suci Maryam kepada Raja Negus.
Sehingga Negus menitikkan air matanya terharu. Pembaca tentunya dapat
membayangkan, bagaimana para sahabat Nabi di Habash dapat merespons pertanyaan
Raja Negus dengan baik bila mereka tidak mempunyai pengetahuan yang
cukup tentang Yesus. Akibatnya mungkin akan berbeda, mereka akan diusir dari
negeri itu atas hasutan kaum Quraisy yang kafir, jika mereka tidak menceritakan
tentang Yesus. Surat ini dipandang istimewa selain diturunkan sebelum kejadian
itu (tinggal di negeri Kristen), tetapi juga ditempatkan sebagai surat yang
ke-19.
Sebelumnya
Muhammad saw, disebabkan oleh tekanan kaum Quraisy, menganjurkan para sahabat
pergi ke Habash, tempat di mana terdapat Raja yang adil, yang tidak membiarkan
ketidakadilan di tanah negerinya. Anjuran Nabi, rombongan Muslim boleh tinggal
di sana dengan seizin Raja Negus sampai masalah di Mekkah dapat diatasi.
Adam dan Isa
Hasil studi oleh
para mufasir, misalnya Abderrazaq Abbaouy2 dari
Noon Centre, adalah bahwa surat ke-19 ini merupakan surat di mana kata Adam dan
Isa (Yesus) bertemu dalam bentuk kata yang ke-19 di dalam al-Qur'an. Fakta
sederhana ini dimulai ketika Surat Ali 'Imran ayat 59 mengatakan,
"Sesungguhnya
misal (penciptann) 'Isa di sisi Allah adalah seperti (penciptaan) Adam. Allah menciptakan Adam
dari tanah, kemudian Allah berfirman kepadanya: ' Jadilah' (seorang manusia),
maka jadilah dia."
Fakta fisik, Adam
as dan Isa as sama-sama diciptakan tanpa proses reproduksi normal, dan
sama-sama berstatus nabi. Studi lebih lanjut menunjukkan bahwa ternyata kata
Adam dan Isa sama-sama 25 kali disebut di dalam al-Qur'an. Kedua-duanya
tersusun secara matematis dan berkaitan dengan bilangan prima. Keduanya bertemu
baik dalam ayat maupun surat pada posisi kata ke-7 dan ke-19, sebagaimana
digambarkan dalam tabel berikut ini. ( AHMED DEEDAT.
2007 )
Keajaiban AL-Qur’an berbeda
dengan keajaiban yang lain. Keajaiban Al-Qur’an bersifat mukjizat. Mukjizat
adalah “suatu hal atau peristiwa luar biasa yang terjadi melalui seseorang yang
mengaku nabi”.
Unsur-unsur
mukjizat adalah ketidakmampuan orang lain untuk menandinginya dan itu berlaku
untuk menguatkan klaim perutusan ilahi.
(Ali Aziz, 2012:13-14)
Definisi
mukjizat Al-qur’an secara singkat dikemukakan oleh Manna’ Al-Qaththan (199:
259) :
امرخارق للعادةمقرون باتخدى سا لم عن المعارضة
“sesuatu yang luar biasa dengan disertai tantangan yang tidak
mungkin tertandingi”
Karena
Al-Qur’an berwujud text yang bisa dibaca dan dipahami, maka mukjizat Al-qur’an
dapat di bagi menjadi tiga sisi, yaitu tulisan, bacaan, dan kandungannya.
Tulisan AL-Qur’an terkait dengan bahasa, susunan kalimat, ketepatan kata, dan
jumlah kata. Dalam AL-Qur’an, kata iblis disebut sampai 11 kali, maka ayat yang
menyuruh mohon perlindungan pada iblis itu juga ada 11 kali. Selanjutnya kita
akan membahas tentang keajaiban Al-qur’an dari segi angka .
KEAJAIBAN DALAM AL-QUR’AN
Al-Quran adalah
satu-satunya kitab yang terjaga keasliannya walau telah diturunkan 14 abad yang
lalu. Banyak usaha-usaha yang di lakukan oleh orang-orang kafir untuk
memalsukan Al-Quran, namun usaha itu selalu kandas. Al-Quran yang berjumlah 30
juz, 112 surat, 6.666 ayat dan 51.900 kata itu dengan mudah di hafalkan oleh
orang-orang yang beriman dan mempunyai hati yang bersih. Al-Quran adalah sumber
ilmu yang tidak pernah ketinggalan zaman bahkan selalu mendahului zaman, karena
kebenarannya baru terbukti ketika zaman sudah mampu menciptakan tekhnologi.
Berikut ini sejumlah perhitungan yang benar-benar merupakan mukjizat.
Berikut ini sejumlah perhitungan yang benar-benar merupakan mukjizat.
Sekarang
lakukan perhitungan sebagai berikut :
a. Dengan mencari persentase
jumlah kata “bahr” (lautan) terhadap total jumlah kata (bahr dan barr ) kita
dapatkan : (32/45) x 100 % = 71.1111111%
b. Dengan mencari persentase jumlah kata “barr
(daratan) terhadap total jumlah kata (bahr dan barr) kita dapatkan : (13/45) x
100 % = 28.888888889 %
Kita akan mendapatkan bahwa Allah SWT. Dalam Al-Quran pada 14 abad yang lalu menyatakan bahwa persentase air di bumi adalah 71.11111111 %, dan persentase daratan adalah 28.8888888889, dan ini adalah rasio yang riil dari air dan daratan.
Itulah sebagian kecil keajaiban dan kemukjizatan Al-Quran
Kita akan mendapatkan bahwa Allah SWT. Dalam Al-Quran pada 14 abad yang lalu menyatakan bahwa persentase air di bumi adalah 71.11111111 %, dan persentase daratan adalah 28.8888888889, dan ini adalah rasio yang riil dari air dan daratan.
Itulah sebagian kecil keajaiban dan kemukjizatan Al-Quran
Ilmu
Tuhan meliputi segala sesuatu, tidak ada yang tertinggal. Semua kejadian, objek
alam, penciptaan di bumi dan langit, dan struktur al-Qur'an, tidak ada yang
kebetulan. Semuanya ditetapkan dengan hitungan yang sangat teliti.
Mufasir modern sepakat bahwa
al-Qur'an dalam penggambarannya sangat istimewa, karena struktur
sistematikanya matematis.
Al-Qur’an
menggunakan kodetifikasi bilangan prima secara bertingkat: surat, ayat, kata,
dan huruf.Hanya al-Qur'an mushaf Ustmani saja yang dipakai, dan hanya versi
itulah yang memenuhi kriteria kodetifikasi al-Qur'an, sebagaimana bahasa
aslinya pada saat wahyu diturunkan.
Contohnya
:
Oksigen (O2) memberikan kehidupan
kepada semua makhluk di bumi. Tetapi bila kelebihan hitungan satu atom, ia akan
menjadi ozon (O3); yang bila dihirup manusia boleh jadi menyebabkan
bencana. Tetapi bila ditempatkan di atas atmosfer bumi, maka ia sangat berguna
untuk menyerap sebagian sinar-sinar ultraviolet yang berbahaya Lebih lanjut
untuk memahami "hitungan yang terstruktur" atau al-'adad:
Hitungan yang sangat teliti atau lebih rumit kita nyatakan pada hormon manusia. Misalnya, C18H24O2 adalah horman estrogen yang bertanggung jawab atas sifat-sifat kewanitaan. Berlebih hitungan satu atom karbon saja, ia menjadi C19H28O2 Hormon testosteron, yang bertanggung jawab atas sifat-sifat pria. (arifin muftie: 2004 )
Kaum muslimin, di dalam kitab shahih mereka, telah sepakat
(ijma’) bahwa Rasulullah Saw. Telah menyebutkan bahwa khalifah sesudahnya
sebanya 12 orang, sebagaimana disebutkan shahih bukhari dan muslim.Hitungan yang sangat teliti atau lebih rumit kita nyatakan pada hormon manusia. Misalnya, C18H24O2 adalah horman estrogen yang bertanggung jawab atas sifat-sifat kewanitaan. Berlebih hitungan satu atom karbon saja, ia menjadi C19H28O2 Hormon testosteron, yang bertanggung jawab atas sifat-sifat pria. (arifin muftie: 2004 )
seluruh umat islam sepakat bahwa Rasulullah Saw. Membatasi jumlah para imam setelah beliau sebanyak 12 imam; jumlah mereka sama dengan jumlah Nuqaba bani Israil dan Hawari Isa a.s.
Dalam Al-Qur’an ada kata imam yang berjumlah 12. yaitu ketika Allah berfirman :
ولقدأخذالله ميثاق بني إسرآ ئيل وبعثنا منهم اثني عشر نقيبا
Dan sesungguhnya Allah telah mengambil perjanjian dari bani israil dan telah kami angkat di antara mereka 12 orang pemimpin (naqib). . (Al-maidah: 12)
Keajaiban angka 12 masih banyak lagi yang tercantum di dalam Al-Qur’an, diantaranya : 12 wasiat Rasul, 12 orang-orang yang bersaksi, 12 orang-orang yang beruntung, 12 khalifah dari keluarga Muhammad Saw., 12 orang penghuni surga, 12 orang pilihan setelah rasul, 12 kali bilangan kata “malik”, 12 kali bilangan kata “amil”, 12 bilangan kata Syi’ah, 12 bilangan kata “Al-Abrar”, dan masih banyak lagi. (Zahra' An-Najdiy : 1990)
Catatan :
Seorang ahli biokimia berkebangsaan Amerika keturuna Mesir dan seorang ilmuwan Muslim, Dr. Rashad Khalifa, adalah orang yang pertama yang menemukan sistem matematika pada desain Al-Quran. Dia memulai meneliti komposisi Matematik dari Al-Quran pada tahun 1968, dan memasukka Al-Quran ke dalam sistem computer pada tahun 1969 dan 1970, yang diteruskan dengan menerjemahkannya ke dalam bahasa Inggris pada awal 70-an. Dia tertantang untuk memperoleh jawaban dalam menjelaskan inisial pada beberapa surah dalam Al-Quran (seperti Alif Lam Mim) yang sering diberi penjelasan “hanya Allah yang mengetahui maknanya”. Dengan tantangan ini, dia memulai riset secara mendalam pada inisial-inisial tersebut setelah memasukkan teks Al-Quran ke dalam sistem computer, dengan tujuan utama mencari pola matematis yang mungkin akan menjelaskan pentingnya inisial-inisial tersebut. Setelah beberapa tahun melakukan riset
Al-Qur'an yang disusun berdasarkan petunjuk Nabi Muhammad (taufiqi), tidak sesuai dengan urutan turunnya wahyu, ternyata mempunyai struktur yang spesifik. Penempatan surat, ayat, jumlah surat, jumlah ayat, semuanya tersusun sedemikian rupa sehingga kehilangan, bertambah atau tertukarnya ayat, apalagi tertukarnya surat, membuat kekacauan makna dan struktur tadi. Ini membuktikan bahwa al-Qur'an telah terkodetifikasi secara sempurna sejak 'azali.
DAFTAR PUSTAKA
Aziz, Ali. 2012. Mengenal tuntas Al-Qur’an. Surabaya : Imtiyaz .Zahra, Abu. 1990. Al-qur’an dan rahasia angka-angka. Bandung : Pustaka hidayah.
Muftie, Arifin. 2004. Matematika Alam Semesta. Bandung: PT Kiblat Buku Utama.
Adzim, Abdul. 2002. Manahil Al-’Urfan Fi Ulum Al-Qur’an. Jakarta : Gaya Media Pratama.
Shihab, Quraish. 1999. Mukjizat Al-qur’an. Bandung: Penerbit Mizan.
Deedat, Ahmed. 2007. Al-Qur’an The Ultimate Miracle. Yogyakarta: Pustaka Fahima
Khalifa. 1973. MIRACLE OF THE QURAN : Significance of the Mysterious Alphabet.
0 comments:
Post a Comment